SINGAPARNA KABUPATEN TASIKMALAYA.(06/03/2025). Wali Songo adalah sembilan wali yang berperan penting dalam penyebaran Islam di Tanah Jawa pada abad ke-14 hingga ke-16. Dalam perjalanan hidupnya, mereka menjalankan berbagai laku spiritual, termasuk puasa di berbagai tempat sebagai bentuk tirakat (laku spiritual untuk mendekatkan diri kepada Allah). Berikut adalah beberapa kisah tentang Wali Songo yang melakukan puasa di berbagai tempat:
1. Sunan Kalijaga – Puasa di Tepi Sungai
Sunan Kalijaga dikenal menjalankan tapa ngeli, yaitu berpuasa dan bertapa dengan membiarkan dirinya hanyut di sungai. Ia menjalani laku ini untuk mendekatkan diri kepada Allah dan mendapatkan ilmu kebijaksanaan. Puasa yang dilakukan Sunan Kalijaga adalah bentuk ketekunan dalam mencari petunjuk spiritual.
2. Sunan Bonang – Puasa dan Bertapa di Pantai Utara Jawa
Sunan Bonang sering bertapa dan berpuasa di tempat-tempat sunyi, termasuk di pesisir pantai utara Jawa. Salah satu tempat yang dipercaya menjadi lokasi tapa dan puasanya adalah di Tuban, tempat ia menyebarkan Islam melalui seni dan sastra, termasuk dengan gamelan yang ia gunakan untuk menarik hati masyarakat.
3. Sunan Gunung Jati – Puasa di Gunung dan Goa
Sunan Gunung Jati dikenal sering melakukan puasa dan bertapa di gunung dan goa, khususnya di wilayah Cirebon. Ia juga menjalani laku spiritual di Gunung Sembung, tempat ia kemudian dimakamkan. Tirakatnya bertujuan untuk memperkuat dakwah Islam dan memohon petunjuk dalam memimpin masyarakat.
4. Sunan Muria – Puasa di Puncak Gunung Muria
Sunan Muria dikenal menyebarkan Islam di daerah terpencil dan pegunungan. Ia sering melakukan puasa di puncak Gunung Muria sebagai bentuk penyucian diri dan mendekatkan diri kepada Allah. Oleh karena itu, namanya dikenal sebagai Sunan Muria.
5. Sunan Kudus – Puasa dan Tirakat di Makam Wali
Sunan Kudus dikenal memiliki kedekatan dengan ajaran tasawuf. Ia sering menjalani puasa dan tirakat di makam-makam wali sebelumnya, seperti makam Sunan Ampel di Surabaya, sebagai bentuk penghormatan dan untuk mencari berkah spiritual dalam berdakwah.
6. Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim) – Puasa di Tempat Baru
Sunan Gresik adalah wali pertama dari Wali Songo yang menyebarkan Islam di Jawa. Ia sering melakukan puasa di berbagai tempat baru yang ia datangi, sebagai bentuk persiapan spiritual sebelum berdakwah kepada masyarakat setempat.
7. Sunan Ampel – Puasa dan Tirakat di Masjid Ampel
Sunan Ampel adalah ulama yang mendirikan pesantren dan membangun Masjid Ampel di Surabaya. Ia sering berpuasa dan menjalani tirakat di masjid tersebut untuk mendapatkan ketenangan batin dan kebijaksanaan dalam membimbing murid-muridnya.
Puasa yang dilakukan oleh para Wali Songo bukan sekadar menahan lapar dan haus, tetapi juga sebagai bentuk mendekatkan diri kepada Allah, mencari ilmu, serta mempersiapkan diri dalam berdakwah. Itulah sebabnya, mereka dihormati dan dikenang sebagai tokoh besar dalam sejarah Islam di Nusantara.
Puasa tirakat yang dilakukan oleh Wali Songo tidak memiliki aturan baku dalam hal durasi, tetapi umumnya berlangsung dalam hitungan hari, minggu, bahkan bertahun-tahun tergantung tujuan dan tingkat spiritualitas yang ingin dicapai. Berikut beberapa bentuk puasa tirakat yang dilakukan:
1. Puasa Mutih
Hanya makan nasi putih dan minum air putih.
Biasanya dilakukan selama 3 hari, 7 hari, atau 40 hari, tergantung tingkatannya.
2. Puasa Ngelowong (Tidak Makan & Minum di Siang Hari, Hanya di Malam Hari)
Mirip dengan puasa biasa, tetapi lebih panjang, bisa berlangsung selama 40 hari atau lebih.
3. Puasa Ngrowot
Bacajuga
https://www.lintaspasundan.com/2025/03/ai-diantani-berpeluang-menjadi-bupati.html
Hanya makan buah dan sayuran, tanpa nasi atau lauk lainnya.
Bisa dilakukan selama 7 hari, 21 hari, atau bahkan lebih dari sebulan.
4. Puasa Pati Geni
Tidak makan, tidak minum, tidak tidur, dan tidak berbicara selama 1 hari (24 jam), 3 hari, atau bahkan 7 hari.
Biasanya dilakukan di tempat sunyi seperti gua atau gunung.
5. Puasa Ngeruh (Tidak Makan Makanan Bernyawa)
Tidak makan daging atau ikan, hanya makanan dari tumbuhan.
Bisa berlangsung selama 7 hari hingga 40 hari.
6. Puasa Tapa Ngeli (Hanyut di Sungai, Seperti Sunan Kalijaga)
Tidak menetap di satu tempat, membiarkan diri "hanyut" dalam kehidupan.
Durasi bisa bertahun-tahun, tergantung panggilan spiritual.
Banyak Wali Songo menjalankan puasa ini dengan durasi yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan spiritual mereka. Beberapa menjalankan 40 hari sebagai bentuk kesempurnaan, sementara yang lain bisa lebih lama atau lebih pendek sesuai dengan petunjuk spiritual yang mereka terima..
Sumber : dari literatur populer dan pustaka pribadi.
IWAN SINGADINATA.
#PUBLIK,#SEMUAORANG,#SOROT