Lintaspasundan news
SINGAPARNA KABUPATEN TASIKMALAYA.(01/10/2025). - Para petani manggis di Kecamatan Puspahiang, Kabupaten Tasikmalaya, tengah menghadapi masalah serius. Tanaman manggis yang menjadi salah satu komoditas andalan di wilayah tersebut kini banyak terserang penyakit daun.
Menurut keterangan warga, gejala penyakit ini muncul pada daun pohon manggis, baik pada tanaman yang masih kecil maupun yang sudah mulai berbuah. Daun terlihat memerah, kemudian mengering, hingga akhirnya pohon manggis mati. Kondisi ini membuat para petani resah, sebab sebagian besar menggantungkan perekonomian keluarga dari hasil panen manggis.
“Awalnya daun berubah warna jadi merah, lama-lama kering, lalu pohonnya mati. Kami bingung harus bagaimana, karena hampir semua pohon terserang,” ungkap Dadan (45), seorang petani manggis di Desa Cikupa, Puspahiang, Selasa (1/10).
Para petani mengaku sudah mencoba berbagai cara tradisional untuk mengatasi serangan penyakit tersebut, namun hasilnya belum maksimal. Mereka berharap pemerintah, khususnya Dinas Pertanian Kabupaten Tasikmalaya, segera turun tangan memberikan solusi.
Bacajuga
https://www.lintaspasundan.com/2025/09/polda-jabar-bongkar-257-kasus-narkoba.html
Selama ini belum ada penyuluh atau petugas dari dinas yang datang memberikan arahan. Padahal kami sangat butuh pendampingan, supaya tanaman manggis tidak habis mati, kata Asepudin dan petani lainnya.
Manggis selama ini dikenal sebagai salah satu komoditas unggulan di Puspahiang yang memiliki nilai jual cukup tinggi, baik di pasar lokal maupun ekspor. Namun bila serangan penyakit ini tidak segera ditangani, para petani khawatir akan kehilangan mata pencaharian utama mereka.
“Kami hanya ingin ada perhatian dari pemerintah. Kalau dibiarkan, bisa jadi nanti Puspahiang tidak punya lagi manggis,” Asepudin menambahkan.
Sementara itu, seorang akademisi dari Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi, Dr. Hendra Kusnadi, menilai gejala yang terjadi kemungkinan besar disebabkan oleh serangan jamur Fusarium atau Phytophthora yang menyerang jaringan daun dan batang muda.
“Penyakit ini bisa berkembang cepat terutama saat musim hujan atau kondisi lahan yang terlalu lembap. Pencegahan bisa dilakukan dengan pemangkasan ranting yang terserang, pengaturan drainase, serta penggunaan fungisida sesuai anjuran. Tapi yang paling penting adalah pendampingan teknis secara berkelanjutan bagi petani,” jelasnya.
Hingga berita ini diturunkan, pihak Dinas Pertanian Kabupaten Tasikmalaya belum memberikan keterangan resmi terkait persoalan tersebut.
Kabid pertanian Ida, sangat sulit ditemui bahkan ditelppun melalui telp seluler miliknya tidak diangkat.
IWAN SINGADINATA.
(KONTRIBUTOR BERITA DAERAH)
"KEMENTERIANPERTANIAN,#DINASPERTANIAN,#PETANIMANGGISSEKECAMATANPUSPAHIANG,#KECAMATANPUSPAHIANG,#PUBLIK,#INDONESIANTOPOFTHEWORLD,#FYPVIRAL